Kunjungan Dari Pengurus Agama Kabupaten Malaka

Pengurus Agama Kabupaten Malaka Berkunjung Di Stand Semester 2 B Pada Jumat (26/05/2023).

Stand Semester 2 B yang di bangun dengan sederhana dalam Rangkah Festival Literasi yang di selenggarakan di STP St Petrus Keuskupan Atambua ini di buat oleh mahasiswa-mahasiswa seluruhnya khususnya semester 2 B yang ikut terlibat. Stand yang mereka buat dengan sederhana yang menyiapkan beberapa jenis minuman dan makanan ringan.

Beberapa kesediaan yang kami siapkan ini cukup menarik pelanggan atau mungkin saja menjadi rezeki untuk kami sehingga stand kami di kunjungi oleh Pengurus Agama dari kabupaten Malaka bersama beberapa rombongannya . Yang salah satunya adalah Bapak Arnoldus Bria Sae, Pendamping dari SMAK St Maria Fatima Betun dan sekaligus beliau menjabat sebagai Kasubag Tata Usaha.

“Saya senang karena kalian belajar berwirausaha namun jangan hanya berwirausaha di kampus saja tetapi di luar kampus dan jenis barang yang ingin di promosikan atau yang ingin di jual harus berbagai macam sehingga saat pelanggan mencicipinya pelanggan punya ketertarikan untuk kembali lagi ke stand kalian dan kalian juga jangan hanya pintar memberi derma tetapi harus pintar juga berwirausaha saat turun lapangan atau saat sudah tamat dari kampus ini dapat di implementasikan segala sesuatu yang telah di dapat dari kampus” ujar Bapak Arnoldus yang mampir di stand Semester 2 B sambil menikmati kopi. Usulan beliau begitu bagus untuk mahasiswa-mahasiswi agar bisa belajar dari hal yang lain juga.

Bukan itu saja beliau juga memberi banyak masukan positif bagi mahasiswa-mahasiswi.
” Saya sangat nyaman dengan keadaan kampus ini juga karena banyak mahasiswa belajar dari berbagai hal, memang benar ini Sekolah Tinggi Pastoral yang harus belajar tentang Agama tetapi kalian belajar banyak hal seperti yang kampus sediakan” Ujar bapak Arnoldus untuk kedua kalinya yang begitu mendorong mahasiswa untuk lebih mengembangkan apa yang mereka pikirkan kata beliau ” Jangan hanya otak yang memikirkan tetapi harus di imbangi dengan perbuatan seperti kita membuat kopi harus menjaga kelezetan rasa yang di tentukan oleh gula dan kopi agar tidak kemanisan dan kepahitan”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *