Kefamenanu-TTU, [matapenantt.com] – Sekolah Tinggi Pastoral (STP) St. Petrus Keuskupan Atambua KA), menggelar perayaan misa sebagai tahun baru bersama. Pada 10 Januari 2023. Pukul 17.00 sampai selesai.
Perayaan misa ini dihadiri langsung oleh Rektor STP. Dr. Theodorus Asa Siri, S.Ag, Para Imam, Suster, Dosen, Pegawai dan Mahasiswa/i.
Dr. Theodorus Asa, Siri, S. Ag dalam renungannya mengungkapkan bahwa “Mengawali tahun akademik ini, semester genap untuk semester II, IV, VI dan VIII. Untuk mahasiswa/i semester VIII ini baru selesai praktek mengajar selama VI (6) bulan akan tetapi mereka belum diberi kuasa untuk mengajar, mereka latihan berkuasa.
“Mengapa mereka belum diberi kuasa untuk mengajar karena mereka belum diutus dalam Missio Canonica” tukasnya.
Dan dalam latihan mengajar ini mereka sudah selesai dan kembali ke kampus untuk menjadi mahasiswa semester VIII dengan Ketaatan-ketaatannya, dengan tuntutan-tuntutannya.
Dan dalam Injil hari ini, Bacaan Injil Markus 1:21b-28, Yesus sebagai Guru sejati, yang mengajar sebagai orang yang berkuasa. Mengapa Yesus mengajar sebagai orang yang berkuasa karena ada satu hal yakni ketaatannya kepada kehendak Allah.
Kunci kuasa yang diperoleh Yesus, adalah ketaatan kepada kehendak Allah. Yesus mengajar menurut kehendak BapaNya bukan menurut kehendakNya. Kuasa yang diberikan oleh Allah, ketaatan yang diberikan oleh Yesus kepada BapaNya membuat Dia memiliki kuasa sepenuhnya untuk mengajar dan Yesus mengajar sebagai orang yang berkuasa dengan kata lain ajarannya tidak menyesatkan.
Untuk mahasiswa semester VIII semoga selama masa praktek ajarannya tidak menyesatkan. Dan ajaran Yesus sendiri berbeda dengan ajaran orang Farisi dan Ahli-ahli Taurat karena kuasa ini diperoleh dari ketaatan Yesus kepada kehendak Allah. Kuasa mengajar Yesus digunakan sampai pada wafat dan kebangkitanNya melalui penderitaan sebagaimana diungkapkan dalam bacaan pertama menghantar Dia untuk membaharui kuasa mengajarNya dan Ia selalu mengajar dengan penuh kuasa dari Allah.
Yesus selalu mengajar dengan penuh kuasa, Para Dosen mengajar dengan orang yang berkuasa karena semuanya sudah layak(ada sertifikat mengajar sebagai dosen nasional) mengapa memperoleh kuasa untuk mengajar karena ketaatan kepada lembaga, karena kepada tuntutan-tuntutan yang harus dipenuhi dengan demikian memperoleh kuasa untuk mengajar sehingga tidak salah mengajar.
Demikian pula mahasiswa kelak akan mendapatkan kuasa untuk mengajar maka dari itu persiapkan diri dengan cara tekun belajar.
“Belajar untuk apa? ada dua hal, pertama, belajar untuk menemukan diri sendiri, menemukan kelemahan-kelemahan, belajar untuk menemukan keunggulan-keunggulan, belajar untuk menemukan bakat-bakat, dengan demikian proses belajar membawa diri untuk memenuhi kualifikasi kuasa mengajar. Kedua, belajar untuk mencari solusi atau jalan keluar dari persoalan yang ada, setiap orang yang menemukan masalah harus berusaha mencari solusi dari persoalan itu dengan menggunakan akal dan hatinya. Akal dan hati harus diarahkan sesuai dengan keinginan dan kehendak Allah. Mahasiswa harus belajar secara sungguh-sungguh untuk mencari solusi dari segala persoalan terkait proses belajar. Menemukan solusi dari setiap persoalan” Urainya.
“Artinya setelah diberi ganjaran harus berusaha menemukan dimana letak kelemahan saya dalam proses belajar. Dengan dua hal diatas maka mahasiswa sekalian mampu memperoleh kuasa untuk mengajar. Hal ini membutuhkan ketaatan dan kedisiplinan hidup yang sungguh-sungguh. Yesus sendiri taat mulai dari penderitaanNya hingga kebangkitanNya” Terang Rektor STP St. Petrus Keuskupan Atambua ini.
Ia pun berpesan agar Mahasiswa STP. St. Petrus Keuskupan Atambua, harus tekun dan belajar dari apa yang dikatakan oleh para Dosen dan para Pegawai sebab apa yang diajarkan itu untuk menghantar diri menemukan hakekat diri dan panggilan ini untuk menemukan kuasa dan ketika Yudisium dan Missio Canonica mahasiswa sudah menjadi pribadi yang luar biasa. Dan, segala pergumulan dari proses belajar merupakan salib untuk menuju keberhasilan.
“mari kita belajar dari sikap Yesus yang taat kepada BapaNya. Kita sekalian juga di lembaga tercinta ini, taat disiplin hidup, disiplin Kampus dan Asrama, taat kepada Guru/Dosen dan Pegawai, taat kepada orang tua dan yang terakhir adalah taat pada diri sendiri, takluk kepada diri sendiri dengan demikian mampu menguasai diri, kelemahan-kelemahan diri dan mulai belajar mengubah diri dan mencari solusi dari segala persoalan hidup. Mari bercermin dari Yesus sang Guru sejati,” Ajaknya diakhir Homili
Penulis + Foto//. Onry Siki
Editor//. Tim Redaksi
Referensi: https://www.matapenantt.com/2023/01/kampus-stp-st-petrus-keuskupan-atambua.html