Kabupaten Belu – Atambua, RD. Dr. Drs.Yanuarius Seran, M.Hum adalah seorang Dosen di STP. St. Petrus Keuskupan Atambua, juga bertugas atau berkarya di Paroki Sta. Theresia Kefamenanu yang turut andil dalam kegiatan seminar di Gereja Protestan Polycarpus Atambua. Ia hadir sebagai salah satu Narasumber dan juga pemimpin gereja tua, dalam memberikan pandangan sejarah berdirinya Gereja Protestan Polycarpus Atambua. Pada Kamis, 25 Mei 2023.
Kegiatan seminar ini dimulai pada pukul 16.10 WITA-selesai. Dan pada kesempatan ini turut hadir para Pendeta GMIT Polycarpus Atambua, Jemaat Polycarpus Atambua dan juga Para Mahasiswa STP. St. Petrus Keuskupan Atambua yakni: Barto Onrianus Siki, Angela Marisa Mau, Yustina Muti, Sr. Kornelia Sasi, Jeni Kabosu dan Ona Kobo, yang turut hadir dan berpartisipasi dalam kegiatan seminar ini. Dimana Dengan dihadiri oleh para Narasumber hebat yakni:
RD. Dr. Drs. Yanuarius Seran, M.Hum, Bapak Pdt. Dr. Ebenheazer Nuban Timo, M.A, dan Bapak Welen Nunuhitu.
Kegiatan seminar ini dimulai dengan doa pembuka oleh Ibu Pdt. Mery Khatsia T. Lie Nitbani, S. Th. Dan sapaan awal oleh Pdt. Agustaf P. Saek, S. Th. Selaku Ketua Majelis GMIT Polycarpus Atambua serta membuka kegiatan seminar. Ia juga mengucapkan terima kasih atas kehadiran Bapak/ibu dan para peserta seminar yang turut hadir dalam kegiatan seminar, serta sedikit memberikan gambaran umum terkait proses penulisan perjalanan berdirinya gereja Polycarpus yang dimana gereja Polycarpus ini berdiri pada tahun 1916-2023. Dan sekarang ini sudah berumur 107 tahun.
Untuk diketahui bahwa nama Polycarpus ini diberi oleh Almarhum Uskup Mgr. Theodorus Sulama, SVD. Dimana turut andil dalam karya pelayanan gereja Polycarpus Atambua.
Dan kegiatan ini dipandu langsung oleh Bapak Pnt. Melkias Takoy, SH, selaku Moderator. Dalam seminar ini menjelaskan tentang masa lalu dari Gereja Polycarpus dan keberadaan masa lalu yang menjadi titik dalam menata masa depan.
Perlu diketahui bahwa Jemaat GMIT Polycarpus Atambua merupakan satu jemaat protestan tertua baik di Kota Atambua maupun di Kabupaten Belu. Ia ada di Atambua sejak pemerintah Belanda memindahkan pusat administrasi sipil dan militer dari Atapupu. Jemaat GMIT Polycarpus Atambua yang berjumlah 4.277 jiwa yang menetap di hampir semua sudut kota Atambua.
Perjalanan pelayanan GMIT Polycarpus Atambua, telah mencapai usia 107 tahun berkiprah, usia yang tidak muda. Tentunya ada banyak karya pelayanan yang telah dihadirkan oleh para pendahulu gereja. Catatan-catatan penting dalam pelayanan para pendahulu, dapat memberi motivasi dan pembakar semangat bagi generasi masa kini untuk melayani lebih sungguh, dan menyatakan shalom Allah dalam pelayanan secara holistic di tanah Rai Belu, Tanah Sahabat. Ucap Bapak Pdt. Eben
Lanjutnya lagi, Majelis Jemaat Polycarpus Atambua, merasa penting untuk mengumpulkan catatan-catatan sejarah, dari cerita-cerita tua-tua jemaat, dari dokumen-dokumen Gereja, menjadi sebuah narasi sejarah Jemaat Polycarpus Atambua, yang dapat dipertanggungjawabkan dan menjawab pertanyaan Jemaat kapan sesungguhnya jemaat Polycarpus berdiri di Kota Atambua di tanah Rai Belu. Oleh karena itu dalam Keputusan Persidangan Majelis Jemaat Polycarpus Atambua tahun 2021, diputuskan untuk dilaksanakan penulisan sejarah Gereja Polycarpus Atambua.” Ujarnya.
Jemaat pun berterima kasih kepada Bpk. Pdt. Dr. Ebenheazer Nuban Timo, M. A bersama Tim kerja Majelis Jemaat Polycarpus Atambua yang telah berupaya, mengumpulkan data, merangkai keping-kepingan cerita para tua-tua jemaat. Membuka kembali dokumen gereja Polycarpus Atambua. Dan merangkainya menjadi sebuah cerita sejarah, yang berguna bagi Gereja dan penerus gereja dalam melanjutkan karya pelayanan di Kota Atambua.
RD. Dr. Drs. Yanuarius Seran, M. Hum juga melontarkan pesan bahwa dengan berumurnya 107 tahun gereja Polycarpus Atambua yang sedang dipersiapkan untuk dirayakan ini, kita mesti yakin bahwa hubungan generasi antar umat beragama dengan saudara-saudara kita GMIT Polycarpus Atambua semakin terbina, rukun, harmonis dan damai.” Pesannya
Oleh: OnriĀ Siki